PKR – Melihat dinding tembok sekitar embung yang terlihat kosong tidak menarik dan lokasi embung yang terbengkalai sepi pengunjung, menjadi alasan para sekumpulan remaja (KarangTaruna) Patemon Semarang, mengadakan acara Mural Festival Patemon tahun 2022.
Acara tersebut, di adakan oleh Karang Taruna Tunas Patemon bersama Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Acara yang digelar selama 3 hari yaitu dari mulai tanggal 21-23 Januari.
Dalam acara tersebut bukan hanya mural saja akan, ada juga Senam pagi, Lomba Mural, Expo UMKM, hingga ada lomba mewarnai untuk anak – anak.
Acara ini, mengusung tema Decorative of Art Nature, mengingat semakin berkurangnya lahan hijau dengan ini menjadi pengingat bahwa alam adalah tempat dan teman bagi kelangsungan hidup.
Acara yang digelar tepat di Embung Patemon ini, sangat disambut sangat antusias oleh masyarakat sekitar. Terlihat banyaknya masyarakat yang ingin melihat para seniman mural yang berlomba lomba mempercantik tembok sekitar embung.
Ada juga masyarakat yang sebatas ingin berlibur menghabiskan waktunya untuk melihat-melihat dan berjalan-jalan sekitar embung ini.
Ketua panitia acara, Arif Febriyana mengatakan, adanya digelar acara ini, untuk memberikan ruang bagi para pelaku seni (Muralis) untuk bisa menuangkan hasil karyanya disini.
Tak hanya itu, Ia juga ingin menghidupkan lagi tempat wisata alam ini, untuk bisa kembali ramai dan bisa dimanfaatkan masyarakat dengan baik.
“Memberikan ruang apresiasi bagi pelaku seni (muralis) yang nantinya dapat dinikmati oleh warga Patemon, selain itu juga untuk kembali menghidupkan Embung Patemon sebagai alternatif wisata bagi warga di sekitar. Khususnya warga, dan juga anak-anak muda luar kota yang sedang menempuh studi di kampus terdekat dari Patemon,” Kata Ketua Karang Taruna Patemon sekaligus Ketua Panitia, Arif, minggu (23/01/2022).
Untuk alasan utama, Arif menilai untuk saat ini masih banyak tempat kosong yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk bersama menumbuhkan wisata ataupun tempat menuangkan krativitas bagi para pemuda.
“Melihat adanya ruang kosong yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai jual berupa karya seni terutama seni lukis, gambar atau mural,” imbuhnya.
Dengan acara ini, Ia berharap bisa melakukan kegiatan seperti ini secara rutin. Supaya masyarakat khususnya anaknya muda bisa meningkatkan kreativitasnya sembari menjaga alam.
“Adanya kegiatan rutin yang nantinya dapat mendonrong perekonomian warga, serta keaktifan Pemuda dalam berkarya melalui organisasi sosial,” tutur Arif.
Sementara, salah satu peserta lomba mural termuda asal Surakarta (Solo) Fransisca Angelia Cinta (15) mengatakan sangat senang bisa membuat karyanya ada disini. Ia juga merasa lebih nyaman karena bisa melukis dengan suasana yang segara.
“Senang bisa membuat karya di tebok sini, apalagi dekat sama alam jadi saya bisa nyaman melukis dan menikmati embung ini. Saya merasa senang karena bisa meninggalkan karya saya disini,” Ungkap Fransisca.
Senada dengan Fransisca, Peserta yang berasal dari Depok Jawa Barat, juga sangat antusias berpartisipasi mengikuti lomba ini, Basuki (48). Menurutnya sebagai seniman perupa hal ini menjadi salah satu penyemangat untuk bisa berkarya.Ia menambahkan dengan menambah karya disini, setidaknya membuat ia merasa memiliki kenangan yang baik ataupun hanya sekedar untuk pengingat kepada anak-anaknya ketika berkunjung ke Semarang.
“Saya sebagai pemural hal ini sangat merespon baik, karena saya ingin meninggalkan karyanya disini, setidaknya ketika saya bersama keluarga berkunjung ke Semarang bisa main kesini dan melihatkan karya Ayahnya ada disini,” Pungkas Basuki.
Penulis : Titoisnau
Editor : Redaksi